Rabu, 26 Juni 2013

Mobil Ramah Lingkungan



Si Mobil Hemat Ramah Lingkungan Teknologi Hybrid

Sejalan dengan trendsetter dunia yang menuju penggunaan teknologi yang efisien BBM dan ramah lingkungan, menjadikan produsen pembuat mobil untuk memikirkan alternative baru. Toyota kemudian memunculkan tehnologi hibrida bertujuan untuk mengendalikan laju penggunaan bahan bakar minyak yang menghasilkan gas CO2.
Sebagaimana kita tahu gas Co2 hasil pembakaran kendaraan bermotor memberikan kontribusi 20% dari total gas buangan pemakai energi fosil. Kondisi ini memberikan pengaruh terhadap kerusakan lingkungan. Teknologi mobil hibrida ini sangat diharapkan karena memiliki efek berkurangnya emisi Co2 ke lingkungan.
Teknologi hibrida membantu mengurangi konsumsi bahan bakar, dan sekaligus menjadikan perusahaan pembuat mobil dapat memenuhi ambang batas emisi karbon-dioksida (Co2) yang dipersyaratkan. Dan, teknologi tersebut dapat diterapkan di seluruh penjuru dunia. Sebut saja nama-nama produsen mobil seperti; General Motor, BWM dan Daymler-Crisler , VW, Porche, Ford Toyota, Nissan, Mitshubishi dan Honda sudah memproduksi mobil berteknologi hibrida ini.
Bagaimana cara kerja mobil hibrida dibandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin biasa? Perbedaannya adalah disaat mobil hibrida dalam posisi berhenti, maka mesin akan mati secara otomatis sehingga konsumsi bahan bakar nol. Sedangkan ketika mobil mulai bergerak dan masuk proses akselerasi maka mesin beroperasi dalam mode low-speed valve timing, dengan dukungan motor listrik. Pada saat akselerasi ringan dan kecepatan tinggi, tenaga dihasilkan oleh mesin. Pada saat deselerasi, keempat katup mesin tertutup dan pembakaran bahan bakar dihentikan.
Motor listrik akan secara otomatis menyerap tenaga maksimum yang dilepaskan saat proses deselerasi dan tersimpan dalam baterai. Jadi, konsumsi bahan bakar yang hemat itu diperoleh berkat bantuan dari mesin listrik, termasuk matinya mesin dalam keadaan berhenti dan berfungsinya mesin listrik saat mobil melanjutkan perjalanannya kembali. Mesin listrik juga digunakan untuk menahan atau mengurangi kecepatan (deselerasi), dan pada saat itulah mesin listrik tersebut berfungsi sebagai generator yang mengisi listrik ke dalam baterai.
Dengan teknologi hibrida Honda mengklaim mesin Civic nya bisa menghasilkan performa maksimal yang setara dengan kekuatan mesin 1.8 liter sekaligus efisiensi bahan bakar hingga mencapai 31 km/liter. Sementara Toyota yang lebih dahulu menggunakan teknologi hibrida mengeluarkan Toyota Prius yang efektif digunakan didalam kota dimana banyak rambu lalu lintas yang akan menyebabkan frekuensi penggunaan rem dan aksel tinggi, maka sistem hibrida pada Toyota Prius akan sangat efisien dalam mengkonsumsi BBM tercatat paling irit, yaitu sekitar 38 km/liter.

Mobil Ramah Lingkungan dari Bambu
-
Selasa, 2 Desember 2008 10:31 wib

Kazumi Matsushige sedang mengendarai Bamgoo (Foto: daylife.com)
KYOTO - Peduli terhadap lingkungan tidak harus dijauhkan dari teknologi. Begitulah prinsip yang dipegang Kazumi Matsushige, yang berhasil menciptakan mobil ramah lingkungan dari bambu.

Bersama para peneliti di Venture Business Laboratory Universitas Kyoto, Jepang, Matsushige menciptakan mobil bambu atau yang dikenal dengan Bamgoo. Mobil ini terbuat dari bambu dan digerakkan denfgan energi listrik.

Bamgoo yang dipamerkan di Kyoto 14 November lalu, memiliki berat 60 kg, panjang 2,7 meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,65 meter. Mobil yang hanya menyediakan satu tempat duduk bagi pengendara tersebut, dapat menempuh jarak 50 km sebelum di isi ulang kembali.

Menurut Matsushige, Bamgoo merupakan mobil yang didesain khusus sehingga aman bagi pengendaranya. Dia menjamin orang yang mengendarai mobil ini akan merasa nyaman dengan desain dan teknologi dari bambu. Dirinya juga mengatakan, dalam teknologi modern keselamatan merupakan faktor penting yang tidak boleh ditinggalkan.

Menurut Matsushige,orang yang peduli pada lingkungan tidak harus jauh dari teknologi. "Perduli dengan lingkungan tak harus menggunakan sepeda. Tapi, kembangkanlah imajinasi dan pemikiran untuk menciptakan teknologi demi terciptanya lingkungan yang sehat." katanya.

Penemuan pria yang mendirikan Kyoto University Venture Business Laboratory (KUVBL) pada 1995 itu ternyata dipublikasikan pula pada media The New York Times. Produk ini dianggap selaras dengan harapan Asosiasi Transportasi Lingkungan (ETA) yang menyarankan agar industri automotif dunia mulai menggunakan produk-produk dari alam, seperti kayu, bambu, kulit kacang dan jerami.


https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRPQEO426kBxEmvgMQ90B7xh2hKuE0-VBx9vOR7TJZGen7DfqctPg
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEFmRHU4P-IjoHnthC0cs-T6JKVaGgNwkFoWHr1gn5zwOsLZKx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar