Selasa, 25 Juni 2013

Film Bertema Lingkungan

Indahnya Kehidupan di Laut
Film ini mengajak penonton untuk melakukan perjalanan melalui, antara lain, hutan Kep. California, Great Barrier Reef di Australia, dan Pulau Roca Partida di lepas pantai Meksiko, yang merupakan rumah bagi ribuan ikan hiu.

Film ini mengingatkan pada film animasi Finding Nemo. Sebuah kisah petualangan satwa laut yang cukup spektakuler. Dunia bawah laut yang penuh misteri terungkap lewat gambar-gambar yang menarik. Memang sasaran dari filmini adalah penonton anak-anak. Dari narasinya pun sudah terlihat bahwa film ini untuk anak-anak. Jean-Jacques Mantello selaku sutradara dan penulis cerita bersama Francois Mantello ingin mengajak penonton untuk melihat keindahan laut yang berisi ikan hiu, paus, ubur-ubur, kura-kura laut, hingga ikan-ikan yang langka ditonton di daratan.

Film bertema lingkungan ini juga memiliki pesan yang positif. Laut yang selama ini sering dianggap sebagai tempat pembuangan akhir sampah, memiliki lingkungan yang wajib pula dipelihara oleh manusia. Apalagi terkait dengan perubahan iklim, para penghuni laut ikut terpengaruh dengan adanya kerusakan lingkungan di daratan. Pencemaran laut akibat tumpahan minyak atau pembuangan limbah berbahaya menyebabkan penghuni laut mati keracunan.


Erin Brokovich (2000)

Diangkat dari kisah nyata, dimana seorang single mother bernama Erin Brokovich (Julia Roberts) berusaha menyelidiki kasus pencemaran suplai air di kotanya yang dilakukan perusahaan Pacific Gas & Company (PG&E). Kasus tersebut menjadi kasus class action lawsuit terbesar yang dilakukan firma hukum Erin Brokovich ke perusahaan multinasional sepanjang sejarah Amerika. Masuk lima nominasi Academy Award, film arahan Steven Soderbergh ini sukses mengantarkan Julia Roberts menyabet piala di kategori Best Actress in Leading Role. Yang menarik adalah, Erin Brokovich adalah seorang single mother yang tidak punya latar belakang hukum sama sekali, tapi kepeduliannya terhadap lingkungan telah merubah hidupnya menjadi orang yang dipandang. From hero to zero, that’s Erin Brokovich.

Avatar (2009)

Siapa yang tidak tahu film dengan spesial efek megah karya James Cameron ini. Film yang mendapatkan pendapatan terbesar kedua sepanjang masa setelah Titanic ini merupakan film dengan cerita sederhana yang sebenarnya masih membicarakan masalah lingkungan. Digambarkan di film ini, manusia sampai harus menginvasi planet Pandora yang kaya akan sumber daya alam, mereka menyedot sumber daya alam tanpa mempedulikan lingkungan hidup dan penghuni asli planet Pandora. Satu hal yang bisa kita pelajari dari Avatar, sifat rakus manusia untuk mengeksplorasi sumber daya alam tanpa memberi timbal balik positif pada alam memang sulit diberantas sampai detik ini. So, be wise guys!

Wall-E (2008)

Sebuah film animasi dari Pixar yang paling manis di tahun 2008. Cerita seorang robot pengumpul sampah bernama Wall-E yang jatuh cinta pada robot lain bernama Eva. Dibalik kisah romansa dua makhluk artificial tersebut, film ini menyimpan pesan yang sangat dalam dimana sifat konsumtif manusia disentil habis-habisan, makin konsumtif manusia, makin malas manusia untuk menjaga lingkungan hidupnya. Wall-E merupakan film animasi manis yang memberi banyak pelajaran berharga, bumi harus dijaga, dan harus dimulai dengan cara yang paling sederhana, yaitu dengan cara jangan membuang sampah sembarangan.

Into the Wild (2007)

Secara garis besar, film yang diangkat dari kisah nyata kehidupan Chris McCandless (Emile Hirsch) ini merupakan sebuah film drama pencarian jati diri seorang remaja yang baru lulus kuliah, semangat McCandless untuk menghilang dari peredaran tanpa memberi tahu keluarga dan kerabatnya, menyumbangkan seluruh uang tabungannya ke badan amal dan membakar tanda pengenalnya dan mengganti namanya menjadi Alexander Supertramp adalah perjalan spiritual mengharu-biru dimana Chris bisa menemukan jati dirinya di alam liar Alaska yang indah dan jarang terjamah manusia. Kecintaanya pada lingkungan hidup bagaikan kritikan langsung pada gaya hidup modern yang tidak ia sukai. Tapi pada akhirnya, sebahagia apapun kita bila tidak membagi kebahagiaan tersebut dengan orang tercinta hanyalah sebuah kebahagiaan semu. Ya, drama menyentuh arahan Sean Penn ini adalah salah satu film drama terbaik yang diangkat dari kisah nyata perjalanan hidup terbaik.

On Deadly Ground (1994) & Fire Down Below (1997)

Bagi kamu yang suka film action, jangan lupakan dua film action klasik Steven Seagal ini, dengan genre enviromental action, cara terekstrim yang dilakukan oleh Steven Seagal di On Deadly Ground adalah menyingkirkan perusahaan minyak (dengan cara apapun) yang gemar membuang limbah di lautan Alaska. Sementara di Fire Down Below, Steven Seagal harus berhadapan dengan seorang bisnis man yang gemar membuang limbah di perbukitan Kentucky. Memang terdengar kontroversial, membantai orang yang merusak alam, tapi mungkin hal tersebut bisa terjadi jika di masa depan nanti sudah banyak orang yang mulai tebal muka mencemari lingkungan hidup ini, mungkin satu-satunya cara adalah dengan cara yang dimiliki Steven Seagal, bantai dan hancurkan mereka yang tidak peduli lingkungan! Sementara itu, nikmati saja dulu dua film action klasik menyenangkan ini.

Forest Warrior (1996)

Jika Steven Seagal saja sudah beraksi untuk melindungi alam, maka kali ini giliran Chuck Norris yang beraksi. Lewat film klasiknya ini, Chuck Norris yang merupakan tandem Bruce Lee di dunia martial art klasik memerankan karakter bernama McKenna, seorang misterius penjaga hutan Tanglewood yang bisa berubah menjadi elang, serigala dan beruang! Melawan para penebang liar di hutan Tanglewood, McKenna mengajak para bocah yang gemar bermain di hutannya untuk menyabotase rencana jahat para penebang liar tersebut. Terdengar konyol? Memang, tapi inilah film yang paling sederhana yang mengajarkan kita pentingnya menjaga hutan. Karena isu penebangan liar sampai sekarang pun masih menjadi masalah yang banyak terjadi di belahan dunia yang mempunyai areal hutan terbesar, termasuk Indonesia.

Chinatown (1974) & Soylent Green (1973)
env movie films chinatown soylent Film Lingkungan Direkomendasikan: Edisi Klasik
Chinatown, bercerita dan mengambil lokasi di Los Angeles pada tahun 1937, terinspirasi oleh California Air Wars, perselisihan sejarah mengenai hak atas tanah dan air yang mengamuk di selatan California selama 1910-an dan 1920-an, di mana William Mulholland bertindak atas nama kepentingan Los Angeles menjamin hak-hak air di Lembah Owens. Sementara itu, Film “Soylent Green”.melapisi genre fiksi polisi prosedural dan ilmu pengetahuan karena menggambarkan penyelidikan pembunuhan seorang pengusaha kaya di masa depan dystopian menderita dari polusi, overpopulasi, sumber daya habis, kemiskinan, lautan sekarat, dan iklim panas akibat efek rumah kaca. Sebagian besar penduduk bertahan pada jatah makanan olahan, termasuk “Soylent Green”. Mengapa harus menonton? Chinatownmemenangi banyak perghargaan di masanya. Film ini juga disebut-sbut film terbaik sepanjang masa oleh taboid Inggris Guardian, karena film ini secara sejarah, estetika dan budaya memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Tidak seperti banyak film apokaliptik lainnya, Soylent Green mudah diingat dan efektif. Film ini berkaitan dengan isu-isu lingkungan dalam beberapa cara. Soylent Green sangat jelas dalam mempromosikan bahaya efek rumah kaca. Sisi lain dari persamaan dalam kehidupan nyata adalah ledakan penduduk melarikan diri, mengambil sumber daya alam planet ini sampai tidak bisa lagi mendukung kehidupan

China Syndrome (1979).
env mmovie China Syndrome better Film Lingkungan Direkomendasikan: Edisi Klasik
Film thriller Amerika yang menceritakan kisah seorang reporter dan kameramennya yang menemukan klaim keselamatan dan keamanan palsu di sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir. Saat melakukan serangkaian laporan tentang sumber energi alternatif, wartawan oportunistik Kimberly Wells menjadi saksi kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir. Wartawan cantik ini bertekad untuk mempublikasikan insiden itu tapi segera menemukan dirinya terjerat dalam konspirasi jahat untuk menjaga menutupi dampak dari insiden rahasia tersebut. Mengapa harus menonton? Film ini bisa jadi cukup perpengaruh dan fenomenal karena disebut-sebut sebagai salah satu pemicu tekanan ditutupnya pembangkit nuklir di Three Mile Island hanya setelah 12 hari setelah dirilisnya film ini dan memicu pergerakan anti nuklir di Amerika.


12 Oktober 2007, Hadiah Nobel Al Gore Berkat "An Inconvenient Truth"
Dalam film dokumenter "An Inconvenient Truth," Gore memberi fakta mengguncang mengenai perubahan Bumi.
al goreMantan Wakil Presiden AS Al Gore dalam Deauville Festival of American Film pada September 2006. (Getty Images/National Geographic News).
Lima tahun lalu, tepat pada 12 Oktober 2007, Albert Arnold Gore Jr, atau akrab disebut Al Gore bersama dengan Panel Perubahan Iklim Intergovernmental PBB, mendapat hadiah Nobel Perdamaian. Kedua pihak ini dianggap berjasa dalam meningkatkan kewaspadaan manusia terhadap perubahan iklim melalui film dokumenter "An Inconvenient Truth."
Gore, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat di era 1993 hingga 2001, dianggap politisi pertama yang mengangkat bahaya dari emisi karbon dioksida --penyebab dari meningkatnya pemanasan global. Politisi dari Partai Demokrat ini mulai tertarik dengan isu lingkungan saat menuntut ilmu di Universitas Harvard. Saat akhirnya menjadi anggota Kongres di akhir tahun 1970-an, ia mengadakan dengar pendapat mengenai perubahan iklim. Padahal dalam masa itu, hampir tidak ada warga AS yang tahu mengenai isu tersebut.
Ketika ia kalah dalam pemilihan Presiden AS oleh George W. Bush di tahun 2000, Gore mulai fokus menyebarkan kampanye anti-perubahan iklim. Pria kelahiran Washington D.C 64 tahun lalu itu juga memberi presentasi di seluruh dunia untuk memberi penyuluhan gentingnya kondisi Bumi.
kilimanjaro,tanzania,pemanasan global,afrika 
Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika. Wilayah ini menjadi salah satu contoh alam yang berubah akibat dari pemanasan global di film dokumenter "An Inconvenient Truth." Film ini mengangkat nama Al Gore sebagai aktivis lingkungan dan membuahkan hadiah Nobel. (Thinkstockphoto)
Dalam film dokumenter "An Inconvenient Truth," Gore memberi fakta mengguncang mengenai perubahan yang ada di planet ini. Film itu sendiri memulai debutnya di Sundance Film Festival pada 24 Januari 2006. Film dokumenter arahan Davis Guggenheim ini kemudian dibuka ke komunitas terbatas di AS pada bulan Mei di tahun yang sama.
Tanpa disangka, film ini memenangi beragam penghargaan. Termasuk Piala Oscar -penghargaan bergengsi di dunia film- pada tahun 2007 dalam kategori "Best Documentary" dan "Best Original Song." Arti penting film ini adalah mengangkat kepedulian masyarakat tentang pemanasan global.
(Zika Zakiya. Sumber: History Channel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar