Faktor
penyebab pemanasan global adalah
1. Pembakaran
bahan bakar fosil (minyak bumi, batubara, gas alam, produksi semen)
Ketergantungan
yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik berbahan bakar
fosil membuat semakin meningkatnya jumlah gas karbondioksida ke atmosfer.
Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik
Amerika Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Usaha
penggunaan energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan.
2. Polusi
Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi
Sumber
polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi,
keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan
bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi manusia yang
juga tumbuh sangat pesat. Namun disayangkan, semua peningkataan ini tidak diimbangi
dengan usaha untuk mengurangi
dampak.
3. Kerusakan
hutan (hutan menyerap CO2, api melepaskan CO2)
Seringnya
penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah pohon semakin
berkurang. Hutan sebagai tempat berbagai jenis pohon tumbuh semakin berkurang akibat
beralih fungsi menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi
hutan sangat penting sebagai paru-paru bumi dan dapat digunakan untuk
mendaur ulang karbondioksida yang terlepas ke atmosfer bumi.
4. Pertanian:
Sawah tergenang menghasilkan CH4, Pupuk menghasilkan N2O, pembakaran sabana dan
sisa pertanian
Pada
kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk
pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida
yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga
ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke
dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.
5. Peternakan:
gas metana (CH4) dari kotoran ternak yg membusuk
Sektor
peternakan adalah satu dari dua atau tiga penyumbang terbesar bagi krisis
lingkungan yang paling serius dalam setiap skala, mulai dari lokal hingga
global. Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan.
Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen racun karbon dioksida, 65 persen
nitro oksida, dan 37 persen gas metana yang dihasilkan karena ulah manusia. Gas
metana menghasilkan gas rumah kaca 20 kali lebih besar dan nitro oksida 296
kali lebih banyak jauh di atas karbon dioksida. Peternakan juga menimbulkan 64
persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga
mengakibatkan hujan asam
6. Peningkatan Arus Pengungsian.
PBB melaporkan kenaikan jumlah
pengungsi tertinggi karena perubahan iklimKomisi Tinggi urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR)
memperingatkan bahwa bencana alam sehubungan dengan perubahan iklim dan
menyusutnya sumber daya alam seperti air membuat penduduk di negara-negara
berkembang terpaksa mengungsi. Dengan menyusutnya gletser di Pegunungan
Rwenzori Uganda dan di pegunungan Himalaya Nepal; menguapnya danau-danau di
Mali Chad, serta Ethiopia; dan erosi tanah karena penggundulan hutan di Haiti.
Para pengungsi di seluruh dunia naik sebesar 3 juta orang. Penelitian terakhir oleh Greenpeace
menyimpulkan bahwa naiknya permukaan air laut, berkurangnya pasokan air, dan
berubahnya musim hujan karena perubahan iklim dapat menyebabkan 125 juta
penduduk Asia Tenggara kehilangan rumah dalam waktu dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar